Menyesal kehilangan hidayah
Zaman tempat kita hidup sekarang begitu dinamis. Begitu cepat berubah. Keadaan kemarin sangat berbeda dengan hari ini. Hari ini bisa jauh tertinggal dibanding esok. Tentu, perubahan-perubahan itu berpengaruh terhadap keadaan kita. Seseorang bisa tiba-tiba jadi kaya raya. Bisa juga dari mapan jatuh pailit dan bangkrut. Dampak lainnya juga terjadi pada kondisi hati. Pagi beriman, siapa sangka sore hari menjadi kafir. Pagi kafir, sore hari mendapat hidayah. Dulu, di zaman dimana perubahan dan efek yang ditimbulkannya tidak sedahsyat sekarang, Rasulullah shallallahu ‘alaihi wa sallam telah berbicara tentang cepatnya perubahan kondisi hati. لَقَلْبُ ابْنِ آدَمَ أَسْرَعُ تَقَلُّبًا مِنَ الْقِدْرِ إِذَا اسْتَجْمَعَتْ غَلَيَانًا “Sungguh hati anak Adam itu lebih cepat berubah daripada (getaran) ketel di saat mendidih.” (as-Sunnah oleh Ibnu Abi Ashim, No: 182). Perhatikanlah teko saat air di dalamnya mencapai titik didih. Tutupnya bergetar. Bergeser dari posisinya semula. Uap air yang